Hidup adalah tentang berbagi, berbagi kebaikan pada sesama, never stop learning friends...

Agustus 2021

 

Sumber Foto: KalderaNews.com
Oleh: Yuli Nestiyarum
Sebagai seorang pendidik umumnya akan mengikuti berbagai pola pembelajaran yang pernah diterima dan dirasakan pada saat mengenyam pendidikannya. Berbagai pengalaman menjadi siswa di masa lalu baik saat mengenyam pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi, mengajarkan pendidikan yang berpusat pada guru, sehingga semua sumber informasi pada saat pembelajaran berlangsung akan bertumpu pada gurunya. 
Sumber Foto: www.lensaindonesia.com

Seiring berjalannya waktu, teknologi Informasi yang semakin maju mengajarkan kita berbagai hal baru. Apalagi saat pandemi melanda, Kita sebagai pendidik seakan dipaksa untuk melompat dari zona nyaman. Banyak belajar pengetahuan dan teknologi baru agar tidak menjadi guru yang tertinggal atau ditinggalkan oleh siswa. Saya mulai banyak belajar mengenai berbagai karakter siswa, apa yang mereka butuhkan saat pembelajaran berlangsung secara tatap maya, serta bagaimana membuat siswa tetap merasa nyaman dalam pembelajarannya. Meski demikian, berbagai pemikiran dan filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) belum saya pahami secara utuh dan menyeluruh. Meskipun selama ini saya mengutamakan kolaborasi dan keaktifan semua siswa di kelas, namun ternyata saya belum sepenuhnya menghargai setiap individu sebagai pribadi dengan potensi unggulnya masing-masing. Terkadang saya menggunakan standar yang sama untuk mengukur kemampuan siswa Kita, padahal mereka tentunya memiliki berbagai perbedaan karakter, kemampuan, dan potensi masing-masing.
Setelah mempelajari beberapa pemikiran KHD secara lebih mendetail dan mendalam pada Program Guru Penggerak di Modul 1.1, mata hati saya mulai terbuka perlahan, bahwa berbagai pemikiran KHD tentunya sangat luar biasa apabila diterapkan dalam pembelajaran. Sebagai seorang pendidik selayaknya Kita harus memperhatikan kodrat diri anak yang diberikan oleh Yang Maha Pencipta (kodrat alam), disesuaikan dengan perubahan zaman (kodrat zaman), tanpa mengabaikan kearifan lokal budaya Indonesia. Seorang guru harus menerapkan semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani” secara utuh, yakni mampu menjadi contoh, teladan, dan panutan bagi semua siswa baik saat di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus mampu membangun kemauan, niat, dan tekad untuk mewujudkan tujuan pendidikan sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Kita juga harus memberikan dorongan, semangat, dan motivasi agar mereka mampu berkembang sesuai potensi yang dimilikinya secara optimal dengan melibatkan pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bersama-sama, sehingga akan memberikan hasil yang optimal. 

Setelah memahami berbagai pemikiran dan filosofi KHD, banyak hal yang akan dan dapat Saya terapkan dalam pembelajaran, diantaranya: lebih mengoptimalkan kolaborasi dan partisipasi aktif semua siswa saat pembelajaran, dengan mengedepankan potensi masing-masing siswa secara personal, sehingga mereka akan tumbuh sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya tanpa merasa terbelenggu dalam pembelajaran (meraih kemerdekaan dalam belajar). Saya juga akan lebih menajamkan mata hati saya agar mampu melihat dan menilai siswa saya secara lebih objektif, tanpa pernah menghakiminya. Sejatinya setiap anak adalah kertas yang diatasnya telah terisi oleh tulisan yang samar. Tugas Kita sebagai pendidik adalah memperjelas berbagai tulisan baik yang masih terlihat samar serta membiarkan tulisan jelek agar tetap samar. Mari selalu berbenah agar mampu menjadi penuntun yang baik, sehingga membantu siswa Kita menemukan masa depan yang cemerlang.

Simak juga: 



Sumber Foto: myedisi.com

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) Mengenai Pendidikan dan Pengajaran

Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia dalam bermasyarakat maupun berbudaya dalam arti seluas-luasnya. Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, sehingga pendidik harus dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, sehingga mampu memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam proses "menuntun", anak diberikan kebebasan dengan tetap memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Tuntunan diberikan agar anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Pendidik harus terbuka tetapi tetap waspada terhadap segala perubahan dengan tetap mempertimbangkan potensi kultural dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Pendidikan anak harus menyesuaikan tuntutan alam dan zamannya (dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman), penanaman budi pekerti, dan menempatkan keluarga sebagai tempat utama terbaik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak.

Relevansi Pemikiran KHD dengan Konteks Pendidikan Indonesia dan Pendidikan di Sekolah

Pemikiran KHD dalam konteks pendidikan di Indonesia maupun pendidikan di sekolah saya khususnya saat ini sangat relevan diterapkan karena secara fakta pendidikan Indonesia saat ini membutuhkan keteladanan dan kearifan lokal di tengah terpaan budaya asing yang sering kali menggerus budaya nasional. Peran keluarga juga sangat dibutuhkan di tengah sibuknya orang tua bekerja, karena keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, dan pengajaran.

Saat ini sebagian pemikiran KHD sudah saya terapkan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran yang saya lakukan sudah berpusat pada murid, akan tetapi sering kali hal ini terbentur pada ketersediaan waktu, karena banyaknya materi minimal yang harus Saya ajarkan sesuai kurikulum yang berlaku, sehingga penerapan pemikiran KHD dalam pembelajaran masih kurang optimal.

Harapan Saya Sebagai Pendidik 

Memiliki pemahaman secara utuh mengenai berbagai pemikiran KHD tentang pendidikan dan pengajaran, sehingga dapat menerapkan dalam pembelajaran secara lebih optimal.

Harapan yang Ingin Saya Lihat pada murid-murid Saya 

Saya akan melihat semua potensi yang dimiliki murid-murid saya, mulai memupuk, dan mengembangkannya agar dapat optimal berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Selain itu Saya akan memberikan kemerdekaan mereka dalam belajar agar murid-murid saya dapat belajar secara bahagia dan optimal tanpa paksaan, namun tetap berada pada koridor yang benar.

Kesimpulan

Saya berharap dengan mempelajari pemikiran KHD secara utuh mampu mengubah mindset atau pola pikir mengenai pendidikan dan pengajaran KHD sehingga mampu menjadi pamong yang menjadi teladan dan menuntun murid sesuai kodrat alam dan kodrat zaman tanpa mengesampingkan peran keluarga dalam mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.


 

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget