PERAN GURU PENGGERAK DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH
Untuk mewujudkan semua hal tersebut, dibutuhkan strategi yang efektif, sehingga Kami CGP dibekali dengan materi Inkuiri Apresiatif (IA), suatu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan berbasis kekuatan. Paradigma berbasis kekuatan ini dijalankan dalam suasana positif dan apresiatif yang dituangkan dalam istilah BAGJA, dengan:
- B (Buat Pertanyaan Utama): digunakan untuk menentukan arah penelusuran.
- A (Ambil Pelajaran): digunakan untuk menuntun pengambilan keputusan.
- G (Gali Mimpi): digunakan untuk menyusun narasi keadaal idel.
- J (Jabarkan Rencana): digunakan untuk mengidentifikasi tindakan yang diperlukan.
- A (Atur Eksekusi): digunakan untuk membantu mentransormasi rencana menjadi sesuatu yang nyata.
Melalui penerapan BAGJA, diharapkan mampu membantu mengarahkan dan mengukur apa yang Kita lakukan baik secara mandiri maupun berkelompok untuk mencapai tujuan bersama yang mungkin kelihatan mustahil untuk diwujudkan.
Berbagai pengetahuan dan pengalaman yang diberikan dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) semakin dipertajam dengan materi Disiplin Positif dan Keyakinan Kelas yang dapat diterapkan dan dikembangkan di sekolah masing-masing. Penerapan aksi nyata guru penggerak tentunya akan sangat didukung dengan pengetahuan kebutuhan dasar manusia, 5 posisi kontrol seorang guru, dan penerapan segitiga restitusi di sekolah. Berikut video Penerapan Segitiga Restitusi Penanaman Budaya Positif CGP Yuli Nestiyarum yang telah didasarkan pada telaah kebutuhan dasar manusia dengan menerapkan posisi kontrol guru sebagai manager: