Selaku Calon Guru penggerak (CGP), kita selayaknya mampu belajar, menerapkannya dalam pembelajaran, dan berbagi aksi nyata penerapannya pada teman sejawat/komunitas praktisi yang berada di sekolah masing-masing. Aksi nyata pada teman sejawat saya lakukan pada hari Jumat, 19 November 2021 pukul 11.30 sampai 12.45 pada 6 rekan guru di SMA Negeri 1 Seyegan. Kegiatan deseminasi/pengimbasan saya lakukan di Ruang Kelas XII MIPA 3.
Pada kegiatan desminasi, saya memberikan pendahuluan berupa filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) yang nantinya banyak kita pakai sebagai dasar pemahaman pelaksanaan pembelajaran yang akan kita lakukan. Setelah pendahuluan, materi baru dilanjutkan membahas Penerapan Budaya Positif yang telah dilakukan di sekolah. Dimulai dari lingkungan sekolah yang mendukung penerapan budaya positif, membuat kesepakatan kelas, mengenal berbagai kebutuhan dasar murid, mengenal berbagai karakter guru, dan penerapan segitiga restitusi yang telah dilaksanakan oleh CGP di Sekolah.
Budaya positif merupakan pembiasaan perilaku positif (meliputi penerapan karakter mulia, kedisiplinan, bergotong-royong/kolaborasi, peduli lingkungan, dan berbagai karakter positif lain). Budaya positif di sekolah tidak dapat dibangun secara instan, melainkan tahap demi tahap, sehingga menjadi suatu pembiasaan. Pembiasaan budaya positif inilah yang secara otomatis akan mendorong pergerakan positif secara masiv semua warga sekolah, mulai dari Kepala Sekolah beserta jajarannya, tenaga pendidik dan kependidikan, serta semua murid untuk bahu membahu mencapai visi dan misi sekolah yang diinginkan. Budaya positif yang sudah saya terapkan tertuang dalam kesepakatan kelas, diantaranya kesepakatan piket sesuai nomor absen, saling mengingatkan dalam upaya menjaga kesehatan bersama (terutama disiplin untuk tetap mengenakan masker saat Pembelajaran Tatap Muka terbatas/PTMT), dan saling membantu dalam kebaikan.
CGP juga menjelaskan penerapan kesepakatan kelas yang telah dilaksanakan yang ternyata memberikan atmosfer positif di dalam kelas. Tak lupa juga CGP melakukan sharing berbagai kebutuhan dasar murid dan beberapa tipe guru yang ada di kelas yang membuat kami (CGP dan peserta deseminasi) merasa harus mawas diri dan terus mengoreksi diri sendiri agar dalam setiap langkah yang kita terapkan dalam pembelajaran di kelas mampu memberikan suasana yang nyaman pada semua murid kita. Pada akhir sesi CGP memaparkan penerapan segitiga restitusi yang telah dilaksanakan bersama 2 murid di SMA Negeri 1 Seyegan. Berikut tayangan video lengkap penerapan segitiga restitusinya:
Demikian tadi aksi nyata pengimbasan Budaya positif yang telah saya lakukan pada rekan Guru di SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta. Semoga memberikan manfaat dan turut serta memajukan pendidikan di Indonesia.
Posting Komentar