Pembelajaran yang dilandasi pemikiran dan filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) tidak hanya bertumpu pada keunggulan aspek kognitif saja, tetapi juga mengedepankan pendidikan karakter pada murid. Guru sebagai penuntun selayaknya mampu menyeimbangkan transfer of knowledge and transfer of value. Keduanya sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Bagaimana nasib bangsa ini tatkala memiliki generasi yang cerdas, tetapi tidak bermoral, atau sebaliknya generasi yang punya moral dan karakter sangat baik tetapi sangat tertinggal dibidang teknologinya. Keduanya harus seimbang diajarkan oleh guru hingga menumbuhkan generasi emas di tahun 2045 nantinya.
Untuk mewujudkan semua hal itu diperlukan strategi pembelajaran yang dirancang secara baik, sehingga memudahkan penerapannya. Pembelajaran yang dilaksanakan harus berfokus pada murid, mengakomodir berbagai perbedaan potensi yang dimiliki oleh murid (pembelajaran berdiferensiasi: konten, proses, dan produk) serta menerapkan KSE (Kompetensi Sosial Emosional: kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).
Dengan berbagai rancangan pembelajaran yang dibuat diharapkan guru mampu melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid, memupuk berbagai potensi yang dimiliki oleh murid, serta mengoptimalkan setiap potensi yang dimilikinya hingga membuka jalan mereka untuk meraih masa depan yang gemilang.
Posting Komentar