Hidup adalah tentang berbagi, berbagi kebaikan pada sesama, never stop learning friends...

2021


    Berdasarkan teori Convergentie Theorie, setiap anak yang lahir diumpamakan sehelai kertas yang sudah ditulisi penuh, tetapi semua tulisan masih kabur/suram. Pendidikan berkewajiban menebalkan tulisan baik yang masih suram dan membiarkan tulisan jahat tetap kabur/suram. Sebagai seorang Pamong, hendaknya guru diharapkan mampu menebalkan tulisan baik yang masih suram agar tampak jelas dan bermakna.

  Dalam pembelajaran di kelas, sebagai seorang pamong hendaknya melaksanakan pembelajaran yang menghargai setiap potensi setiap murid agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga sangat tepat apabila diterapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus mengajar dengan berbagai cara berbeda sesuai jumlah murid yang berada di dalam kelas, bukan pula seorang guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang bekerja lebih cepat dibandingkan yang lain, juga bukan berarti guru harus mengelompokkan murid yang pintar dengan yang pintar, murid yang kurang pintar dengan yang kurang pintar, bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau superhero yang siap sedia ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan mampu memecahkan semua permasalahan yang ada. 

    Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses pembelajaran efektif dengan memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru untuk semua murid dalam komunitas kelas yang beraneka ragam, termasuk cara untuk mendapatkan konten, mengolah, membangun, atau menalar gagasan dan mengembangkan produk pembelajaran serta penilaian, sehingga semua murid di suatu kelas yang memiliki beragam latar belakang dan kemampuan mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif. Dalam mengembangkan pembelajaran yang berpihak pada murid, untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimiliki oleh murid-murid kita, memang selayaknya diperlukan pembelajaran berdiferensiasi, sehingga semua murid akan berkembang secara optimal sesuai kemampuan dan potensinya masing-masing.

  Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam mengenai seni mendidik. Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya, Seperti itulah seharusnya seorang guru. Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.

    Dalam mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, maka pembelajaran yang dilaksanakan haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi, juga sangat diperlukan pembelajaran yang menggunakan Kompetensi Sosial Emosional (KSE), sehingga akan melengkapi dan menjadikan pembelajaran lebih tertata, balance, dan meningkatkan ketercapaian tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Dalam pembelajaran sosial emosional memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Memberikan pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk mengelola emosi/kesadaran diri.
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif/pengelolaan diri.
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain/kesadaran sosial.
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif/keterampilan membangun relasi.
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab/pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Berikut 5 KSE yang penting, diantaranya:
  1. Pengelolaan emosi dan fokus pada tujuan.
  2. Empati.
  3. Kemampuan kerjasama dan resolusi konflik.
  4. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
  5. Pengenalan emosi.
Seorang guru selain harus memperhatikan 5 hal penting dalam KSE, juga perlu menerapkan 5 Kompetensi Sosial Emosional agar dapat menerapkannya pada murid yang diampunya di kelas. Berikut 5 KSE, diantaranya:
  1. Kesadaran diri (pengenalan emosi).
  2. Pengelolaan diri (mengelola emosi dan fokus untuk mencapai tujuan).
  3. Kesadaran sosial ( keterampilan berempati).
  4. Keterampilan berelasi (kerjasama dan resolusi konflik).
  5. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
    Pembelajaran berdiferensiasi dan KSE akan semakin sempurna apabila ditunjang dengan praktik Coaching oleh guru pada murid-muridnya. Praktik Coaching dapat dilaksanakan menggunakan model TIRTa. Model ini dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching.  Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTa, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir. TIRTa kepanjangan dari:

T: Tujuan

I: Identifikasi

R: Rencana aksi

Ta: Tanggung jawab


    Dari segi bahasa, TIRTa berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan. Tugas kita adalah menuntun atau membantu murid (
coachee) menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat perkembangan potensi dalam dirinya. Dengan demikian, cara kita menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada adalah keterampilan coaching.
Apabila guru mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran KSE, dilengkapi dengan Coaching, maka selaku pamong, Kita akan mampu mendampingi dan mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki oleh murid kita, dan akan mampu mengantarkan mereka ke gerbang kesuksesan menuju masa depan mereka nan gemilang.

       Pembelajaran yang dilandasi pemikiran dan filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) tidak hanya bertumpu pada keunggulan aspek kognitif saja, tetapi juga mengedepankan pendidikan karakter pada murid. Guru sebagai penuntun selayaknya mampu menyeimbangkan transfer of knowledge and transfer of value. Keduanya sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Bagaimana nasib bangsa ini tatkala memiliki generasi yang cerdas, tetapi tidak bermoral, atau sebaliknya generasi yang punya moral dan karakter sangat baik tetapi sangat tertinggal dibidang teknologinya. Keduanya harus seimbang diajarkan oleh guru hingga menumbuhkan generasi emas di tahun 2045 nantinya. 
    Untuk mewujudkan semua hal itu diperlukan strategi pembelajaran yang  dirancang secara baik, sehingga memudahkan penerapannya. Pembelajaran yang dilaksanakan harus berfokus pada murid, mengakomodir berbagai perbedaan potensi yang dimiliki oleh  murid (pembelajaran berdiferensiasi: konten, proses, dan produk) serta menerapkan KSE (Kompetensi Sosial Emosional: kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).
       Dengan berbagai rancangan pembelajaran yang dibuat diharapkan guru mampu melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid, memupuk berbagai potensi yang dimiliki oleh murid, serta mengoptimalkan setiap potensi yang dimilikinya hingga membuka jalan mereka untuk meraih masa depan yang gemilang.

 


    Selaku Calon Guru penggerak (CGP), kita selayaknya mampu belajar, menerapkannya dalam pembelajaran, dan berbagi aksi nyata penerapannya pada teman sejawat/komunitas praktisi yang berada di sekolah masing-masing. Aksi nyata pada teman sejawat saya lakukan pada hari Jumat, 19 November 2021 pukul 11.30 sampai 12.45 pada 6 rekan guru di SMA Negeri 1 Seyegan. Kegiatan deseminasi/pengimbasan saya lakukan di Ruang Kelas XII MIPA 3.
    Pada kegiatan desminasi, saya memberikan pendahuluan berupa filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) yang nantinya banyak kita pakai sebagai dasar pemahaman pelaksanaan pembelajaran yang akan kita lakukan. Setelah pendahuluan, materi baru dilanjutkan membahas Penerapan Budaya Positif yang telah dilakukan di sekolah. Dimulai dari lingkungan sekolah yang mendukung penerapan budaya positif, membuat kesepakatan kelas, mengenal berbagai kebutuhan dasar murid, mengenal berbagai karakter guru, dan penerapan segitiga restitusi yang telah dilaksanakan oleh CGP di Sekolah.
    Budaya positif merupakan pembiasaan perilaku positif (meliputi penerapan karakter mulia, kedisiplinan, bergotong-royong/kolaborasi, peduli lingkungan, dan berbagai karakter positif lain). Budaya positif di sekolah tidak dapat dibangun secara instan, melainkan tahap demi tahap, sehingga menjadi suatu pembiasaan. Pembiasaan budaya positif inilah yang secara otomatis akan mendorong pergerakan positif secara masiv semua warga sekolah, mulai dari Kepala Sekolah beserta jajarannya, tenaga pendidik dan kependidikan, serta semua murid untuk bahu membahu mencapai visi dan misi sekolah yang diinginkan. Budaya positif yang sudah saya terapkan tertuang dalam kesepakatan kelas, diantaranya kesepakatan piket sesuai nomor absen, saling mengingatkan dalam upaya menjaga kesehatan bersama (terutama disiplin untuk tetap mengenakan masker saat Pembelajaran Tatap Muka terbatas/PTMT), dan saling membantu dalam kebaikan. 
    CGP juga menjelaskan penerapan kesepakatan kelas yang telah dilaksanakan yang ternyata memberikan atmosfer positif di dalam kelas. Tak lupa juga CGP melakukan sharing berbagai kebutuhan dasar murid dan beberapa tipe guru yang ada di kelas yang membuat kami (CGP dan peserta deseminasi) merasa harus mawas diri dan terus mengoreksi diri sendiri agar dalam setiap langkah yang kita terapkan dalam pembelajaran di kelas mampu memberikan suasana yang nyaman pada semua murid kita. Pada akhir sesi CGP memaparkan penerapan segitiga restitusi yang telah dilaksanakan bersama 2 murid di SMA Negeri 1 Seyegan. Berikut tayangan video lengkap penerapan segitiga restitusinya:

    Demikian tadi aksi nyata pengimbasan Budaya positif yang telah saya lakukan pada rekan Guru di SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta. Semoga memberikan manfaat dan turut serta memajukan pendidikan di Indonesia.



    Sebagai seorang pendidik, pernahkah terlintas di pikiran kita bahwa setiap murid kita unik? ataukah justru Kita tenggelam dalam berbagai tugas rutin yang menyebabkan tumpulnya hati dan miskinnya perasaan? Jawabannya ada di hati kita masing-masing.
    Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD), sebagai petani yang baik, guru harus peka akan karakter tanaman yang ada di lahan pertaniannya. Dari sinilah saya semakin tersadar bahwa dalam pembelajaran Kita perlu menerapkan berbagai strategi agar mampu merangkul semua murid di kelas Kita dengan sebaik-baik perlakuan. Jawabannya tentunya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, karena dengan langkah ini semua tantangan akan terjawab. Guru memang tidak memiliki kantong Doraemon yang mampu memenuhi semua keinginan muridnya, meski demikian selayaknya guru adalah manusia dewasa yang mampu memberikan pelayanan terbaik bagi semua muridnya di kelas sesuai potensi masing-masing yang dimilikinya. 
    Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Perlunya mengidentifikasi kebutuhan belajar murid agar murid mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar), memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan memberikan kesempatan bagi murid untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Berdasarkan semua hal ini dimaksudkan agar mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran. Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-murid, diantaranya: Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid, dan Profil belajar murid. Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).
    Kunci sukses pembelajaran berdiferensiasi (konten, proses, dan produk) adalah mulai menemukenali potensi setiap murid dan mulai merumuskan strategi yang akan digunakan. Dari strategi yang telah disusun inilah guru mulai melakukan aksi nyatanya di kelas masing-masing. Tentunya jangan mudah bosan dan putus asa untuk senantiasa mengevaluasi setiap langkah yang telah dilakukan, karena sejatinya setiap manusia memang harus selalu belajar dari pengalaman dan kesalahan yang mungkin saja bisa dilakukan. terus evaluasi dan perbaiki setiap langkah yang dilakukan, tanyakan pada murid kita agar mau jujur, dengarkan mereka, dan beri kesempatan untuk menuliskan testimoni agar kita mampu memperbaiki setiap proses yang dilakukan untuk menuju suatu kondisi ideal yang kita cita-citakan. never stop learning dan wujudkan mimpi menjadi kenyataan. Terimakasih anak-anakku atas kesempatannya membersamai kalian.












Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD), seorang Guru harus mampu menjadi petani yang cerdas, mampu merawat berbagai tanaman yang tumbuh pada lahan pertaniannya. Sosok "Penuntun", BUKAN Penuntut setidaknya mampu menjadi pamong yang senantiasa menerapkan filosofi "ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani" dalam kesehariannya, sehingga layak menjadi contoh, teladan, dan panutan bagi semua muridnya baik saat di kelas, lingkungan sekolah, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berbekal segenap potensi dan daya dukung yang dimilikinya seperti tergambar dalam Peta Kekuatan berikut:

Calon Guru Penggerak (CGP) selayaknya memanfaatkan segenap potensi yang dimilikinya agar dapat mewujudkan imajinasi atau impiannya mengenai murid-muridnya di masa yang akan datang seperti ilustrasi berikut:

Untuk dapat mewujudkannya, seorang guru harus banyak belajar, menimba berbagai pengalaman, dan menerapkan berbagai ilmu dan pengalaman yang telah dipelajari dan dilaluinya agar mampu menjadi guru yang layak diidam-idamkan seperti ilustrasi berikut:

Untuk mewujudkan semua hal tersebut, dibutuhkan strategi yang efektif, sehingga Kami CGP dibekali dengan materi Inkuiri Apresiatif (IA), suatu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan berbasis kekuatan. Paradigma berbasis kekuatan ini dijalankan dalam suasana positif dan apresiatif yang dituangkan dalam istilah BAGJA, dengan:

  1. B (Buat Pertanyaan Utama): digunakan untuk menentukan arah penelusuran.
  2. A (Ambil Pelajaran): digunakan untuk menuntun pengambilan keputusan.
  3. G (Gali Mimpi): digunakan untuk menyusun narasi keadaal idel.
  4. J (Jabarkan Rencana): digunakan untuk mengidentifikasi tindakan yang diperlukan.
  5. A (Atur Eksekusi): digunakan untuk membantu mentransormasi rencana menjadi sesuatu yang nyata.

Melalui penerapan BAGJA, diharapkan mampu membantu mengarahkan dan mengukur apa yang Kita lakukan baik secara mandiri maupun berkelompok untuk mencapai tujuan bersama yang mungkin kelihatan mustahil untuk diwujudkan.

Berbagai pengetahuan dan pengalaman yang diberikan dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) semakin dipertajam dengan materi Disiplin Positif dan Keyakinan Kelas yang dapat diterapkan dan dikembangkan di sekolah masing-masing. Penerapan aksi nyata guru penggerak tentunya akan sangat didukung dengan pengetahuan kebutuhan dasar manusia, 5 posisi kontrol seorang guru, dan penerapan segitiga restitusi di sekolah. Berikut video Penerapan Segitiga Restitusi Penanaman Budaya Positif CGP Yuli Nestiyarum yang telah didasarkan pada telaah kebutuhan dasar manusia dengan menerapkan posisi kontrol guru sebagai manager:



Seorang guru profesional harus tergerak, bergerak, dan mampu menggerakkan baik pembelajaran yang dipimpinnya maupun komunitas sesama guru menuju ke arah perbaikan. Berbagai nilai dari seorang guru profesional seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid, diharapkan seorang guru mampu menjalankan perannya secara optimal. Berbagai peran yang harus dijalankan seorang guru profesional diantaranya mampu: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi Coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan pada murid. Mencoba merintis berbagai peran tersebut, berikut berbagai kegiatan dan inovasi yang pernah saya lakukan:
  1. Pada tahun 2010 membuat alat peraga konsep mol (GAMOL) yang digunakan untuk mempermudah siswa untuk memahami Konsep Mol yang abstrak. Berikut alat GAMOL dalam pembelajaran Konsep Mol:


    GAMOL 1


    GAMOL 2

  2. Alat GAMOL pada tahun 2010 juga langsung saya manfaatkan sebagai bahan Karya Ilmiah (Makalah) berjudul: Penggunaan Peraga Konsep Mol dalam Menunjang Pembelajaran Perhitungan Kimia di SMA/SMK/MA. Makalah ini saya presentasikan dalam acara Seminar Nasional Kimia dengan tema: Profesionalisme Peneliti dan Pendidik dalam Riset dan Pembelajaran yang Berkualitas dan Berkarakter. Acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober tahun 2010, dan diterbitkan dalam Prosiding dengan nomor ISBN: 978-979-98117-7-6. Berikut dokumentasi foto Prosidingnya:


    Sampul Prosiding


    Abstrak Makalah

  3. Pada tahun 2013 menerapkan makalah yang pernah ditulis pada tahun 2010 menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul: Penerapan Gamol untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perhitungan Kimia (Konsep Mol) pada Kelas X TKBB 2 SMK N 2 Pengasih Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2013/2014. PTK ini berhasil meraih Block grant Lomba KIIP Tahap 2 tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Subdit PTK SMK Direktorat P2TK Dikmen, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung D Lantai 12, Jenderal Sudirman Pintu 1 Senayan Jakarta Pusat dengan pembimbing Prof. Husaini Usman.Berikut link PTK nya: PTK
  4. Pada tahun 2016 kembali melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul: Penerapan Gamol untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perhitungan Kimia (Konsep Mol) pada Kelas X TB 4 SMK N 2 Pengasih Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016. PTK ini saya presentasikan dalam acara Seminar Nasional Kimia dalam rangka DIES NATALIS Jurusan Pendidikan Kimia Ke–60 dengan tema: Sinergi Pendidikan dan Penelitian Kimia untuk Mendukung Pembentukan Karakter Mandiri dan Berprestasi di Era Global. Acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober tahun 2016, dan diterbitkan dalam Prosiding dengan nomor ISBN: 978-602-14548-3-1. Berikut link PTK nya: PTK
  5. Pada tahun 2017 membuat inovasi pembelajaran menggunakan Photo Story dan menulis inovasi yang dilakukan dalam makalah dengan Judul: The Use of Photo Story in Supporting Petroleum Oil Learning, Processing, and the Impact of Combustion and How to Overcome this as an Effort to Increase Interest and Learning Result of Students SMA/SMK/MA. Makalah ini saya presentasikan pada acara Seminar Internasional ISCE (International Seminar on Chemical Education) dengan tema: Development of Chemical Education in 21th Century Learning. Acara diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia pada tanggal 12 sampai 13 September tahun 2017, dan diterbitkan dalam Prosiding dengan nomor ISBN: 978-602-73192-1-9. Berikut link makalahnya: Makalah
  6. Pada tahun 2017 juga berusaha membuat inovasi pembelajaran pada semester berikutnya dan menuangkannya dalam makalah dengan judul: Pembelajaran Menyatu dengan Bengkel Sebagai Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Materi dan Perubahannya di SMK. Makalah ini saya presentasikan pada acara Seminar Nasional Kimia dalam rangka DIES NATALIS Jurusan Pendidikan Kimia Ke – 61 dengan Tema: “Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global”. Presentasi Makalah di ruang Seminar D.07 FMIPA UNY pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017 pukul 13.00 – 15.00 WIB yang dihadiri 20 peserta seminar, dengan moderator Dr. Das Salirawati, M.Si, dan diterbitkan dalam Prosiding dengan nomor ISBN: 978 – 602 – 14548 – 4– 8. Berikut link makalah: Makalah
  7. Pada tahun 2018 ikut terlibat dalam penulisan Audiobook untuk anak berkebutuhan khusus (tunanetra) Mata Pelajaran Kimia untuk Siswa SMA, diproduksi pada tahun 2018 oleh Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK) dengan alamat Jalan Sorowajan Baru Nomor 367, Banguntapan, Yogyakarta. Berikut kelima judul audiobook kimia: Ruang Lingkup Ilmu Kimia ; Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit ; Minyak Bumi ; Pembakaran Hidrokarbon, Dampak, dan Penanggulangannya ; dan Koloid
  8. Pada tahun 2019 turut serta menyusun buku berjudul Budaya Mutu Wujudkan Sekolah Unggul/Kumpulan Praktik Baik Implementasi Sistem Penjaminan Mutu di Satuan Pendidikan. Buku diterbitkan oleh Penerbit Andi Offset Yogyakarta bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Sub Judul: Menyiapkan GEMAS DILAN Songsong Era Industri 4.0 dan diterbitkan pada Bulan Desember tahun 2019. Berikut dokumentasi bukunya: 


    Halaman Sampul


    Halaman Judul

  9. Pada tahun 2020 menyusun artikel dengan judul: Penerapan GAMOL dalam Pembelajaran Konsep Mol. Artikel ini terdapat pada Buku Antologi 1 Group 2, Kumpulan Materi Peserta Virtual Coordinator dengan nomor ISBN: 978-602-1669-81-2, yang diterbitkan oleh SEAMOLEC pada bulan Februari tahun 2020. Berikut link Buku Antologi 1: Antologi 1
  10. Pada tahun 2020 menyusun artikel dengan judul: Penggunaan Metode Proyek dalam Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Artikel terdapat dalam Buku Antologi 2 Group 2, Kumpulan Materi Peserta Virtual Coordinator dengan nomor ISBN: 978-602-1699-86-7, yang diterbitkan oleh SEAMOLEC pada bulan Februari tahun 2020. Berikut link Buku Antologi 2: Antologi 2
  11. Pada tahun 2020 menyusun artikel dengan judul: Merajut Kisah Sebagai Peserta VCI Batch 3 Group 33. Artikel terdapat dalam Buku Antologi 3 Group 2, Kumpulan Materi Peserta Virtual Coordinator dengan nomor ISBN: 978-602-1699-91-1, yang diterbitkan oleh SEAMOLEC pada bulan Februari tahun 2020, Berikut link Buku Antologi 3: Antologi 3
  12. Pada tahun 2020 membuat alat Peraga bentuk Molekul (PETUKUL) untuk memudahkan siswa dalam mempelajari bentuk molekul suatu senyawa yang terkesan abstrak dan susah dipahami. Berikut link Laporan dan Dokumen Pembuatan PETUKUL dari BARKAS (Barang Bekas): PETUKUL
  13. Pada tahun 2020 saat terjadinya Pandemi Corona di dunia mencoba merancang pembelajaran inovatif dan saya tuangkan dalam Best Practice dengan Judul: Penggunaan YOUWAZOOGO (Youtube, WA Group, Zoom, dan Google Form) dalam Pembelajaran Sistem Koloid Kelas XI IPA 4 Semester 4 Tahun 2020 di SMA Negeri 1 Seyegan Kabupaten Sleman DIY. Best Practice ini meraih penghargaan sebagai juara I dalam program: #HaluNgajardariRumah Challence yang diselenggarakan oleh Small Edu Partner bekerjasama dengan LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2020. Berikut link nya: Best Practice
  14. Pada tahun 2020 mencoba berbagi Artikel dengan Judul: Penggunaan YOUWAZOOGO (Youtube, WA Group, Zoom, dan Google Form) dalam Pembelajaran Sistem Koloid yang diunggah pada Program Guru Berbagi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 20 Mei tahun 2020. Berikut Artikel Program Guru Berbagi: Artikel
  15. Pada tahun 2020 hingga 2021 mencoba berbagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam Program Guru Berbagi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan mengunggah 4 buah RPP. Berikut link Keempat RPP yang saya unggah dalam program guru berbagi: RPP Pertama ; RPP Kedua ; RPP Ketiga ; RPP Keempat
  16. Membuat Channel YouTube Pembelajaran dan Pendidikan untuk dapat menyebarkan banyak manfaat pada siswa maupun sesama pendidik di dunia. Berikut link video pembelajaran yang saya unggah pada YouTube Channel Saya (yuli nestya YouTube Channel), (terdapat 35 video pembelajaran dalam channel youtube saya dan 11 praktik baik dan beberapa hal yang menunjang ketugasan sebagai seorang pendidik), berikut linknya: yuli nestya YouTube Channel
  17. Pada tahun 2021 turut serta menyusun Kumpulan Buku Berjudul: Mekar Berseri di Masa Pandemi (Kumpulan Best Practices Inovasi Pembelajaran pada Sekolah Model di Masa Pandemi Covid 19) SMP, SMA, SMK. Buku diterbitkan oleh Penerbit Deepublish bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Sub Judul: YOUWAZOOYA Metode Ampuh dalam Pembelajaran Jarak Jauh Termokimia Kelas XI MIPA dan diterbitkan pada Bulan Februari tahun 2021 dengan nomor ISBN: 978-623-02-2422-5. Berikut dokumentasi bukunya:


    Sampul Buku


    Sertifikat Penulis

  18. Menyusun Modul 09 Pembuatan media Video pembelajaran Berbasis TIK yang diterbitkan Oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2021, berikut linknya; Modul 09
  19. Membuat berbagai inovasi pembelajaran kolaboratif seperti kolaborasi menggunakan Google Slide, Google Sites, dan Google Jamboard agar mengaktifkan semua siswa saat pembelajaran dengan pembelajaran yang berfokus pada murid, berikut linknya: Kolaborasi Google Slide Kelas XI MIPA 1, 2, dan 3 ; Kolaborasi Google Sites Kelas XI MIPA 1, 2, dan 3 ; Kolaborasi Google Sites Kelas XII MIPA 1, 2, 3, dan 4 ; Kolaborasi Google Jamboard 
  20. Membuat Video Pembelajaran dengan animasi Explee, berikut linknya: Video Animasi Explee
  21. Membuat berbagai video pembelajaran menggunakan animasi Powtoon dan editing video pembelajaran, berikut linknya: Animasi Powtoon 1 ; Animasi Powtoon 2 ; Animasi Powtoon 3 ; Animasi Powtoon 4 ; dan Animasi Powtoon dengan Editing Filmora
  22. Membuat Materi pembelajaran Menggunakan Aplikasi Smart Apps Creator (SAC), sehingga Siswa dapat mempelajari materi seperti bermain game. Berikut linknya: SAC Minyak Bumi
Untuk meningkatkan peran guru dalam menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, dan mendorong kolaborasi antar guru, maka pada tahun 2019 saya berusaha meningkatkan kompetensi melalui Kegiatan PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) hingga saya diangkat menjadi Duta Rumah Belajar mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2020. Berikut berbagai kegiatan yang saya lakukan dalam kegiatan berbagi, baik pada saat menjadi Sahabat Rumah belajar (SRB) maupun saat menjadi Duta Rumah Belajar (DRB):
  1. Pengenalan Portal Rumah belajar di Lingkungan SMA Negeri 1 Seyegan baik pada Orang Tua/Wali, Sesama Guru, Program Pendampingan Guru, maupun pada Mahasiswa PPL dari Universitas Negeri Yogyakarta (19-22 September 2020).
  2. Roadshow SAGARUMEL (Sapa Warga Rumah Belajar) 1 di SMA Negeri 1 Gamping, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Powtoon dipadu EDUGAME (Kamis, 24 September 2020).
  3. Roadshow SAGARUMBEL 2 untuk Guru Program Induksi dengan tema Memaksimalkan Pemanfaatan Video Pembelajaran dari Sumber Belajar (Jumat, 25 September 2020).
  4. Roadshow SAGARUMBEL 3 bersama Dewan Ambalan SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Laboratorium Maya (Sabtu, 26 September 2020).
  5. Roadshow SAGARUMBEL 4 di SD Negeri Margoagung 1, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan EDUGAME pada Portal Rumah belajar (Sabtu, 26 September 2020).
  6. Roadshow SAGARUMBEL 5 di SMK Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Laboratorium Maya dan EDUGAME (Senin, 28 September 2020).
  7. Roadshow SAGARUMBEL 6 di SMA Negeri 1 Mlati, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Laboratorium Maya dan EDUGAME (Senin, 28 September 2020).
  8. Roadshow SAGARUMBEL 7 di SMA Negeri 1 Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Laboratorium Maya dan EDUGAME (Selasa, 29 September 2020).
  9. Roadshow SAGARUMBEL 8 di Prima SR Hotel & Convention, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar (Kamis, 01 Oktober 2020).
  10. Roadshow SAGARUMBEL 9 di SMA Negeri 2 Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar Terutama EDUGAME (Jumat, 02 Oktober 2020).
  11. Roadshow SAGARUMBEL 10 di SMP Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta (Tahap 1) dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar Terutama EDUGAME (Sabtu, 03 Oktober 2020).
  12. Roadshow SAGARUMBEL 11 bersama anak-anak ekstrakurikuler Futsal di SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman dengan tema Ngulik Berbagai Fitur Rumah Belajar Sabtu, 03 Oktober 2020).
  13. Roadshow SAGARUMBEL 12 bersama anak-anak kelas XI MIPA 1, 2, 3, dan 4 di SMA Negeri 1 Seyegan Sleman dengan tema Menganalisis Reaksi Eksoterm dan Endoterm Melalui Percobaan Menggunakan Laboratorium Maya (Senin, 05 Oktober 2020).
  14. Roadshow SAGARUMBEL 13 merupakan Materi Umum Kolaborasi SRB 18 Provinsi di Indonesia (Senin, 05 Oktober 2020).
  15. Roadshow SAGARUMBEL 14 bersama anak-anak kelas XII MIPA 1, 2, 3, dan 4 dengan tema: Menganalisis Beberapa Reaksi Elektrolisis Melalui Percobaan Menggunakan Laboratorium Maya (Selasa, 06 Oktober 2020).
  16. Roadshow SAGARUMBEL 15 di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar dan Pembuatan Video Pembelajaran (Selasa, 06 Oktober 2020).
  17. Roadshow SAGARUMBEL 16 di SMA Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar dan Pembuatan Video Pembelajaran (Rabu, 07 Oktober 2020).
  18. Roadshow SAGARUMBEL 17 merupakan kolaborasi SRB DIY, DRB DIY Tahun 2019, dan SRB Jawa Timur dengan tema Pemanfaatan Rumah Belajar dan Pengembangan Video Pembelajaran Menggunakan Animasi Powtoon (Rabu, 07 Oktober 2020).
  19. Roadshow SAGARUMBEL 18 di SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta (Tahap 1) dengan tema Penggunaan Laboratorium Maya dan EDUGAME (Kamis, 08 Oktober 2020). 
  20. Roadshow SAGARUMBEL 19 di SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Laboratorium Maya dan EDUGAME (Jumat, 09 Oktober 2020). 
  21. Roadshow SAGARUMBEL 20 di SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta (Tahap 2) dengan tema Pengembangan Video Pembelajaran Menggunakan Animasi Powtoon (Jumat, 09 Oktober 2020). 
  22. Roadshow SAGARUMBEL 21 di SMP Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta (Tahap 2) dengan tema Pengembangan Video Pembelajaran Mengacu pada Sumber Belajar di Portal Rumah Belajar (Sabtu, 10 Oktober 2020). 
  23. Roadshow SAGARUMBEL 22 Merupakan kolaborasi 3 Provinsi yakni DIY, DKI, dan Kalimantan Barat dengan tema Sahabat Berbagi Kreasi dan Inovasi dalam Pembelajaran (Sabtu, 10 Oktober 2020). 
  24. Roadshow SAGARUMBEL 23 merupakan kelanjutan kolaborasi 18 provinsi dengan materi Membuat Animasi Powtoon sebagai Bahan Video Pembelajaran (Sabtu, 10 Oktober 2020). 
  25. Roadshow SAGARUMBEL 24 bersama alumni Pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta dengan tema Ngulik Berbagai Fitur Rumah Belajar (Minggu, 11 Oktober 2020).
  26. Roadshow SAGARUMBEL 25 di SMA Negeri 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta dengan tema Best Practice Pemanfaatan Laboratorium Maya (Senin 12 Oktober 2020). 
  27. Roadshow SAGARUMBEL 26 di SLB Tegar Harapan, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar (Selasa, 13 Oktober 2020). 
  28. Roadshow SAGARUMBEL 27 di SMP Negeri 1 Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar dan Pembuatan Video Pembelajaran (Rabu, 14 Oktober 2020). 
  29. Roadshow SAGARUMBEL 28 di SMA Negeri 1 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta dengan tema Best Practice Pemanfaatan Laboratorium Maya (Kamis, 15 Oktober 2020). 
  30. Roadshow SAGARUMBEL 29 merupakan kolaborasi 3 provinsi yakni DIY, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat dengan tema Rumah Belajar untuk Pembelajaran Inovatif (Kamis, 15 Oktober 2020). 
  31. Roadshow SAGARUMBEL 30 di SMA Negeri 1 Kalasan, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar dan Pembuatan Video Pembelajaran (Jumat, 16 Oktober 2021). 
  32. Roadshow SAGARUMBEL 31 di SMP Negeri 1 Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Laboratorium Maya dan EDUGAME (Sabtu, 17 Oktober 2020). 
  33. Roadshow SAGARUMBEL 32 merupakan kolaborasi SRB DIY, Jawa Timur, DKI, NTT, dan Gorontalo dengan tema SRB BERBAKTI (Berbagi Inspirasi dan Inovasi Kreatif Bersama Rumah Belajar), Sabtu, 17 Oktober 2020. 
  34. Roadshow SAGARUMBEL 33 di SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar dan Pembuatan Video Pembelajaran (Senin, 19 Oktober 2020). 
  35. Roadshow SAGARUMBEL 34 di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta dengan tema Pemanfaatan Berbagai Fitur Rumah Belajar dan Pembuatan Video Pembelajaran (Senin 19 Oktober 2020). 
  36. Roadshow SAGARUMBEL 35 di SMK Negeri 2 Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta dengan tema Best Practice Pemanfaatan Laboratorium Maya (Selasa, 20 Oktober 2021). 
  37. Roadshow SAGARUMBEL 36 di SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dengan tema Best Practice Pemanfaatan Laboratorium Maya dan Pembuatan Video Pembelajaran agar menunjang Pembelajaran Jarak Jauh (Jumat, 27 November 2020). 
  38. Roadshow SAGARUMBEL 37 bersama anak-anak Kelas XI MIPA 1, 2, dan 3 Melakukan Percobaan Asam Basa dengan memanfaatkan Laboratorium Maya pada Portal Rumah Belajar (11 Januari 2021). 
  39. Roadshow SAGARUMBEL 38 Membersamai Bapak Ibu Tim Literasi Sekolah SMA Negeri 1 Seyegan merancang Literasi Digital menggunakan berbagai Fitur Portal Rumah Belajar, diantaranya: Peta Budaya, Karya Bahasa dan Sastra, Wahana Jelajah Angkasa, dan Blog Pena (Januari 2021). 
  40. Roadshow SAGARUMBEL 39 Membersamai Bapak Ibu Guru di Merauke Papua dengan Materi Pembuatan Video Pembelajaran Menggunakan Animasi Powtoon dan Pemanfaatan Edugame pada Portal Rumah Belajar untuk Menunjang Pembelajaran I(Rabu, 13 Januari 2021). 
  41. Roadshow SAGARUMBEL 40 Membersamai Bapak Ibu Guru Menyampaikan Materi Literasi Digital dan Diseminasi Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) di Aula SMA Negeri 1 Seyegan (Kamis, 28 Januari 2021). 
  42. Menjadi Narasumber Kegiatan Pemanfaatan Rumah belajar dan Pembuatan Video Pembelajaran (Kegiatan Berbagi bersama Komunitas Guru TK se kecamatan Seyegan bertempat di TK ABA Margomulyo, Seyegan, Sleman, Yogyakarta), Sabtu, 13 Februari 2021.   
  43. Menjadi Narasumber dalam Program Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah Belajar, Kegiatan bersama PGRI Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (Senin-Jumat, 15-19 Februari 2021). 
  44. Menjadi Narasumber dalam Program Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah Belajar (Sabtu-Senin, 20-22 Februari 2021). 
  45. Menjadi Narasumber dalam Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah belajar untuk Guru Jenjang SMP/MTs Bersama PGRI Kabupaten Gunung Kidul DIY (01--5 Maret 2021). 
  46. Menjadi Narasumber dalam Seminar Nasional Pemanfaatan Akun Belajar.id yang diselenggarakan oleh Dinas Kemenag Merauke Papua (07 Maret 2021) 
  47. Menjadi Narasumber dalam Program Pemanfaatan Akun belajar.id Terintegrasi dengan Rumah belajardi SMK Negeri 1 Temon, Kabupaten Kulon progo, DIY (Kamis, 01 April 2021). 
  48. Menjadi Narasumber dalam Program Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah belajar di SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, DIY (Senin-Jumat, 05-09 April 2021). 
  49. Menjadi Narasumber dalam Pelatihan Google Workspace for Education di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan (8, 9, 10 April 2021). 
  50. Menjadi Narasumber dalam Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah belajar Bersama PGRI Kabupaten Gunung Kidul (Seni-Jumat, 12-16 April 2021). 
  51. Menjadi Narasumber pada Sosialisasi kegiatan PembaTIK (Pembelajaran berbasis TIK) 2021 dan Pelatihan Google Workspace for Education (Akun Belajar.id), 15-17 April 2021. 
  52. Menjadi Narasumber pada Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah belajar di SMK Negeri 2 Pengasih (rabu dan Kamis, 14 dan 15 April 2021). 
  53. Menjadi Narasumber dalam Program Seminar Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Bersama Rumah belajar (Rabu, 21 April 2021). 
  54. Menjadi Narasumber dalam Program Pelatihan Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah Belajar di SMA Negeri 1 Girimulyo, Kabupaten Kulon progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (Senin-Selasa, 19-20 April 2021). 
  55. Menjadi Narasumber dalam Program Pelatihan Pemanfaatan Akun Belajar.id terintegrasi dengan Rumah belajar di SMA Negeri 2 Wates, Kulon progo, DIY (Selasa-Rabu, 27-28 April 2021). 
  56. Menjadi Narasumber dalam Pelatihan Menjadi Sosok Guru pada Era Digital Dipadu dengan Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah belajar Bersama Balai Dikmen Kabupaten Sleman., DIY (Selasa-Kamis, 04-06 Mei 2021). 
  57. Menjadi Narasumber dalam Webinar Rangkaian Pekan Hardiknas 2021: Strategi Optimalisasi pembelajaran Berbasis TIK Melalui Rumah belajar dan belajar.id Bersama LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta (Selasa, 04 Mei 2021). 
  58. Berbagi Praktik Baik Pembelajaran SMA bersama Suara Edukasi (Live di Suara Edukasi Kemdikbud) Senin, 10 mei 2021. 
  59. Menjadi Narasumber dalam Pelatihan Menjadi Sosok Guru Ideal pada Era Digital Dipadu Pemanfaatan Akun Belajar.id Terintegrasi dengan Rumah belajar Bersama Balai Dikmen Kabupaten Kulon progo DIY (Senin-Rabu, 17-19 Mei 2021). 
  60. Menjadi Narasumber pada Pelatihan Google Workspace for Education Terintegrasi Rumah belajar Bersama Bapak Ibu Guru di Klaten, Jawa tengah (Rabu-Kamis, 26-27 Mei 2021). 
  61. Menjadi Narasumber pada Webinar Milad DSB dengan Tema: Pemanfaatan Akun Pembelajaran Terintegrasi Rumah belajar (26 Mei-03 Juni 2021). 
  62. Menjadi Narasumber Pelatihan Blended Rumah Belajar dan Berbagai Fitur Google Workspace for Education Penunjang Pembelajaran Bersama Balai Dikmen Sleman, DIY (Senin-Kamis, 12-15 Juli 2021). 
  63. Menjadi Narasumber Pelatihan Blended Rumah Belajar dan Berbagai Fitur Google Workspace for Education Penunjang Pembelajaran Bersama Balai Dikmen Kulon progo, DIY (Rabu-Sabtu, 14-17 Juli 2021). 
  64. Menjadi Narasumber Pelatihan Blended Rumah Belajar dan Berbagai Fitur Google Workspace for Education Penunjang Pembelajaran Bersama Balai Dikmen Kota Yogyakarta, DIY (Rabu-Sabtu, 21-24 Juli 2021). 
  65. Menjadi Narasumber Pelatihan Blended Rumah Belajar dan Berbagai Fitur Google Workspace for Education Penunjang Pembelajaran Bersama Balai Dikmen Kabupaten bantul, DIY (Senin-Kamis, 26-29 Juli 2021).
  66. Menjadi Narasumber dalam Program Kuliah tamu Jurusan pendidikan Kimia Universitas Negeri Yogyakarta (Sabtu, 14 Agustus 2021). Undangan pada link: Undangan
  67. Menjadi Narasumber dalam Workshop Kimia: Pemanfaatan Google Sites dan Canva for Education dalam pembelajaran yang Interaktif (Sabtu, 28 Agustus dan Sabtu 04 September 2021). 
  68. Menjadi Narasumber dalam Workshop: Penggunaan dan Pemanfaatan Akun belajar.id dan Google Workspace for Education di SMA Negeri 2 Bantul, Kabupaten Bantul, DIY (Senin, 06 September 2021).Undangan pada link: Undangan
  69. Menjadi Narasumber dalam Kegiatan Workshop: Merancang Strategi Pembelajaran Blended Learning di SMA Negeri 1 Purwakarta, Jawa Barat (Selasa, 07 September 2021). Undangan pada link: Undangan
  70. Menjadi Nara Sumber dalam Kegiatan Workshop MGMP Sosiologi Daerah Istimewa Yogyakarta: Pembelajaran Kolaboratif dengan Hyperdoc (Jumat, 24 September 2021). Undangan pada link: Undangan
Dokumentasi Foto-foto secara lengkap klik pada link berikut: Blog Saya ; Facebook Saya ; Instagram Saya 
Semua kegiatan merupakan kegiatan berbagi dengan kolaborasi antara Duta Rumah Belajar, dengan Dinas pendidikan, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Persatuan Pendidik Sains Kimia Indonesia (PPSKI), Sahabat Rumah belajar, Komunitas Pelatihan Google Master Trainer, Google Educator Group (GEG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Sekolah.

Yuli Nestiyarum. Lahir di Sleman, tanggal 02 Juli 1977. Menyelesaikan Program Pendidikan Kimia S1 di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 1999. Pekerjaan yang pernah dijalani sebagai Guru Kimia di SMK Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2000–2004; Guru Kimia di SMK Negeri 1 Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta tahun 2005–2008; Guru Kimia di SMK Negeri 2 Pengasih, kulon Progo, Yogyakarta tahun 2008–2018; Guru Kimia di SMA Negeri 1 Seyegan, Sleman, Yogyakarta tahun 2018 – sekarang; Sebagai Penulis Naskah Audiobook Kimia Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK) Republik Indonesia tahun 2018; menjadi Penulis Buku Antologi 1, 2, dan 3 SEAMEO tahun 2019. Menjadi anggota Tim Penilai dan Perevisi e-Modul dan Video Materi Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas tahun 2019, Penulis Buku Kumpulan Praktik Baik SPMI LPMP DIY: Menyiapkan GEMAS DILAN Songsong Era Industri 4.0 tahun 2019. Beberapa prestasi yang pernah diraih diantaranya: Juara I Lomba Microteaching Guru Kimia Nasional yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia (UII) tahun 2016; Juara I Olimpiade Guru Nasional (OGN) Kabupaten Kulon Progo tahun 2016; Juara I Olimpiade Guru Nasional (OGN) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016; Finalis Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tingkat Nasional tahun 2016; Juara I Lomba #HaluNgajardariRumah yang diselenggarakan oleh LPMP Daerah istimewa Yogyakarta tahun 2020; dan menjadi Finalis dan Duta Rumah Belajar DIY tahun 2020, Penulis Modul 09: Pembuatan media Video pembelajaran Berbasis TIK yang diterbitkan Oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2021, Penulis Kumpulan Best Practices Inovasi Pembelajaran pada Sekolah Model di Masa Pandemi Covid 19 SMP, SMA, SMK (LPMP Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan Sub Judul: YOUWAZOOYA Metode Ampuh dalam Pembelajaran Jarak Jauh Termokimia Kelas XI MIPA, Menjadi Google Certified Educator Level 1 dari Google Tahun 2021 dan Google Certified Educator Level 2 dari Google Tahun 2021, Menjadi Kapten Komunitas Belajar.id Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2021.

Nilai dan peran Guru Penggerak:

Seorang guru penggerak harus tergerak, bergerak, dan mampu menggerakkan baik pada pembelajaran yang dipimpinnya maupun komunitas sesama guru menuju ke arah perbaikan. Berbekal berbagai nilai dari seorang guru penggerak seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid, diharapkan guru penggerak mampu menjalankan perannya secara optimal. Berbagai peran yang harus dijalankan seorang guru penggerak diantaranya mampu: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi Coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan pada murid.

Keterkaitan antara nilai dan peran Guru Penggerak dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara:

Keduanya sangat berkaitan, karena untuk menjalankan berbagai peran guru penggerak secara optimal, dibutuhkan penerapan dan pembiasaan salah satu semboyan yang sangat terkenal dari Ki Hadjar Dewantara (KHD) yakni: Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Hal ini tidak hanya diterapkan saat menjadi pemimpin pembelajaran saja, akan tetapi juga di setiap peran yang dijalankan oleh seorang guru penggerak. Keberpihakan pada murid juga sangat ditanamkan oleh KHD dalam berbagai filosofinya, misalnya digambarkan bahwa guru adalah seorang petani, sementara murid adalah benih tanaman yang tersebar pada lahan pertanian. Sebagai seorang petani yang baik, guru harus mampu menjaga dan merawat tanaman pada lahan pertaniannya sesuai karakter tanaman masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai seorang guru, selayaknya menjadi penuntun, bukan penuntut, yang mengarahkan murid sesuai potensinya masing-masing, sehingga mereka mampu menggapai masa depannya dengan lebih baik.

Strategi Agar Menjadi Guru Penggerak yang Handal di Masa Depan:

Berusaha menerapkan satu persatu yang dipelajari secara sungguh-sungguh, sehingga menjadi pembiasaan yang akan dilakukan tanpa paksaan dari orang atau pihak lain. Dengan pembiasaan yang ada tentunya akan mempermudah aksi nyata guru penggerak, sehingga mewujudkan perubahan signifikan (nilai dan peran seorang guru penggerak) untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pihak yang Berperan Membantu Mewujudkan Gambaran Diri pada Demonstrasi Kontekstual:

Keluarga

Memberi Kesempatan untuk belajar dan berkarya dalam mewujudkan gambaran diri seperti yang terdapat pada demonstrasi kontekstual.

Warga Sekolah (Kepala Sekolah dan Rekan sejawat)

Memberikan dukungan pada setiap aktivitas positif yang Kita lakukan agar mempercepat perwujudan aksi nyata Kita sebagai guru penggerak.


Instruktur Guru Penggerak

Memberikan wawasan baru yang mendalam mengenai berbagai hal yang terkait dengan berbagai nilai, peran, dan aktivitas yang seharusnya dipahami dan dilaksanakan sebagai seorang guru penggerak.


Fasilitator

Mendampingi Calon Guru Penggerak (CGP) dengan berbagai bimbingan dan arahan, sehingga memudahkan seorang CGP mewujudkan semua nilai dan peran seorang guru penggerak secara optimal.


Pengajar Praktik

Memberikan pendampingan individu secara langsung pada guru penggerak agar dapat mengevaluasi berbagai langkah yang telah diterapkan dalam aksi nyata sehingga mampu dikembangkan dan ditingkatkan ke arah yang lebih baik. 


Hingga saat ini baik keluarga, warga sekolah, instruktur guru penggerak, fasilitator, dan pengajar praktik guru penggerak telah melaksanakan perannya masing-masing, sehingga sangat membantu agar Saya mampu menjalani Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dan menerapkan pengetahuan dan pengalaman selama menjalani PGP dalam aksi nyata untuk menjadi guru penggerak profesional di masa yang akan datang.


 

Sumber Foto: KalderaNews.com
Oleh: Yuli Nestiyarum
Sebagai seorang pendidik umumnya akan mengikuti berbagai pola pembelajaran yang pernah diterima dan dirasakan pada saat mengenyam pendidikannya. Berbagai pengalaman menjadi siswa di masa lalu baik saat mengenyam pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi, mengajarkan pendidikan yang berpusat pada guru, sehingga semua sumber informasi pada saat pembelajaran berlangsung akan bertumpu pada gurunya. 
Sumber Foto: www.lensaindonesia.com

Seiring berjalannya waktu, teknologi Informasi yang semakin maju mengajarkan kita berbagai hal baru. Apalagi saat pandemi melanda, Kita sebagai pendidik seakan dipaksa untuk melompat dari zona nyaman. Banyak belajar pengetahuan dan teknologi baru agar tidak menjadi guru yang tertinggal atau ditinggalkan oleh siswa. Saya mulai banyak belajar mengenai berbagai karakter siswa, apa yang mereka butuhkan saat pembelajaran berlangsung secara tatap maya, serta bagaimana membuat siswa tetap merasa nyaman dalam pembelajarannya. Meski demikian, berbagai pemikiran dan filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) belum saya pahami secara utuh dan menyeluruh. Meskipun selama ini saya mengutamakan kolaborasi dan keaktifan semua siswa di kelas, namun ternyata saya belum sepenuhnya menghargai setiap individu sebagai pribadi dengan potensi unggulnya masing-masing. Terkadang saya menggunakan standar yang sama untuk mengukur kemampuan siswa Kita, padahal mereka tentunya memiliki berbagai perbedaan karakter, kemampuan, dan potensi masing-masing.
Setelah mempelajari beberapa pemikiran KHD secara lebih mendetail dan mendalam pada Program Guru Penggerak di Modul 1.1, mata hati saya mulai terbuka perlahan, bahwa berbagai pemikiran KHD tentunya sangat luar biasa apabila diterapkan dalam pembelajaran. Sebagai seorang pendidik selayaknya Kita harus memperhatikan kodrat diri anak yang diberikan oleh Yang Maha Pencipta (kodrat alam), disesuaikan dengan perubahan zaman (kodrat zaman), tanpa mengabaikan kearifan lokal budaya Indonesia. Seorang guru harus menerapkan semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani” secara utuh, yakni mampu menjadi contoh, teladan, dan panutan bagi semua siswa baik saat di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus mampu membangun kemauan, niat, dan tekad untuk mewujudkan tujuan pendidikan sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Kita juga harus memberikan dorongan, semangat, dan motivasi agar mereka mampu berkembang sesuai potensi yang dimilikinya secara optimal dengan melibatkan pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bersama-sama, sehingga akan memberikan hasil yang optimal. 

Setelah memahami berbagai pemikiran dan filosofi KHD, banyak hal yang akan dan dapat Saya terapkan dalam pembelajaran, diantaranya: lebih mengoptimalkan kolaborasi dan partisipasi aktif semua siswa saat pembelajaran, dengan mengedepankan potensi masing-masing siswa secara personal, sehingga mereka akan tumbuh sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya tanpa merasa terbelenggu dalam pembelajaran (meraih kemerdekaan dalam belajar). Saya juga akan lebih menajamkan mata hati saya agar mampu melihat dan menilai siswa saya secara lebih objektif, tanpa pernah menghakiminya. Sejatinya setiap anak adalah kertas yang diatasnya telah terisi oleh tulisan yang samar. Tugas Kita sebagai pendidik adalah memperjelas berbagai tulisan baik yang masih terlihat samar serta membiarkan tulisan jelek agar tetap samar. Mari selalu berbenah agar mampu menjadi penuntun yang baik, sehingga membantu siswa Kita menemukan masa depan yang cemerlang.

Simak juga: 



Sumber Foto: myedisi.com

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) Mengenai Pendidikan dan Pengajaran

Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia dalam bermasyarakat maupun berbudaya dalam arti seluas-luasnya. Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, sehingga pendidik harus dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, sehingga mampu memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam proses "menuntun", anak diberikan kebebasan dengan tetap memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Tuntunan diberikan agar anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Pendidik harus terbuka tetapi tetap waspada terhadap segala perubahan dengan tetap mempertimbangkan potensi kultural dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Pendidikan anak harus menyesuaikan tuntutan alam dan zamannya (dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman), penanaman budi pekerti, dan menempatkan keluarga sebagai tempat utama terbaik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak.

Relevansi Pemikiran KHD dengan Konteks Pendidikan Indonesia dan Pendidikan di Sekolah

Pemikiran KHD dalam konteks pendidikan di Indonesia maupun pendidikan di sekolah saya khususnya saat ini sangat relevan diterapkan karena secara fakta pendidikan Indonesia saat ini membutuhkan keteladanan dan kearifan lokal di tengah terpaan budaya asing yang sering kali menggerus budaya nasional. Peran keluarga juga sangat dibutuhkan di tengah sibuknya orang tua bekerja, karena keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, dan pengajaran.

Saat ini sebagian pemikiran KHD sudah saya terapkan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran yang saya lakukan sudah berpusat pada murid, akan tetapi sering kali hal ini terbentur pada ketersediaan waktu, karena banyaknya materi minimal yang harus Saya ajarkan sesuai kurikulum yang berlaku, sehingga penerapan pemikiran KHD dalam pembelajaran masih kurang optimal.

Harapan Saya Sebagai Pendidik 

Memiliki pemahaman secara utuh mengenai berbagai pemikiran KHD tentang pendidikan dan pengajaran, sehingga dapat menerapkan dalam pembelajaran secara lebih optimal.

Harapan yang Ingin Saya Lihat pada murid-murid Saya 

Saya akan melihat semua potensi yang dimiliki murid-murid saya, mulai memupuk, dan mengembangkannya agar dapat optimal berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Selain itu Saya akan memberikan kemerdekaan mereka dalam belajar agar murid-murid saya dapat belajar secara bahagia dan optimal tanpa paksaan, namun tetap berada pada koridor yang benar.

Kesimpulan

Saya berharap dengan mempelajari pemikiran KHD secara utuh mampu mengubah mindset atau pola pikir mengenai pendidikan dan pengajaran KHD sehingga mampu menjadi pamong yang menjadi teladan dan menuntun murid sesuai kodrat alam dan kodrat zaman tanpa mengesampingkan peran keluarga dalam mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.


 

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget